Kajian Online Ramadhan (KORMA)


Notulensi KORMA (Kajian Online Ramadhan Menggapai Ridho-Nya)
from Sosial dan Dakwah BEMP PAI
Pemateri                       : Sari Narulita. Lc, M.Si
Tema                            ; Fiqh Ramadhan Problematika Puasa dan Zakat
Hari/Tanggal                : Kamis, 14 Mei 2020.
Waktu                          : 15.30 WIB - selesai.
Tempat Pelaksanaan     : WhatsApp Grup
Moderator                    : Suci Hadiyatni Putri

Ramadhan kali ini berbeda dari sebelumnya, dengan adanya covid-19 yang berdampak pada segala aspek kehidupan. Pada awalnya kita sangat merasa kesusahan namu diakhir kita harus mulai membiasakan diri untuk mengambil hal positif dari semua yang terjadi. Terkait bulan Ramadhan akhirnya kita bisa meresapi spirit ramadhan.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab beda ramadhan dulu dan sekarang yaitu terkait peraturan pelarangan Sholat di Masjid. Dalam kenyataan masyarakat sebagian beberapa orang yang sering ke Masjid, kemudian patuh pada peraturan ini, maka terdapat rasa berat yang ditimbulkan, sebaliknya sebagian orang yang memang jarang ke Masjid maka apakah bisa disebut patuh pada hal yang dia tidak sering lakukan.
Masuk Ramadhan ada harapan bahwa semoga Covid-19 hilang agar kita bisa Ramadhan seperti biasa, namun pada kenyataannya tidak. Dalam situasi seperti ini penting sekali untuk memahami Spirit Ramadhan.
Dari 5 rukun islam, Syahadat, solat, zakat dan haji, itu perbuatan yang  dilakukan (doing) sedangkan, Puasa itu meninggalkan. Ada satu Hadits Qudsi yaitu Diriwayatkan oleh Bukhari, 1761 dan Muslim, 1946 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alai wa sallam bersabda, "Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya."
Jadi puasa itu privilege antara hamba dan Allah. Jadi Allah saja yang bisa menilai kualitas puasa setiap hamba-Nya. Maka bisa dikatakan bahwa puasa itu unik karena kita tidak bisa menilai orang puasa atau tidak jadi kaitannya hanya kepada Allah.Spirit puasa yang pertama adalah Orientasi beragama pada puasa itu internal, berpusat pada diri sendiri kemudian hanya orang itu sendiri yang tahu dan Allah.
Spirit puasa yang kedua adalah Kendali Diri. konteks Larangan itu adalah melarang sesuatu yang haram, namun dalam puasa adalah menahan diri dari yanh halal. Contohnya tidak boleh makan padahal makan itu kan boleh saja.
Kelebihan puasa umat islam adalah semarak sahur dan berbukanya, yaitu sahur yang diakhirkan dan berbuka yang diawalkan, sehingga bisa disebut manusiawi sekali. Kemudian sahur dan berbuka yang sifatnya personal ini dibuat lebih semarak, misalnya sahur on the road. Menjadi lebih semarak lagi karena ada sholat terawih, solat terawih adalah salah satu jenis ibadah yang merupakan ijtihadnya para sahabat. Pada zaman Nabi Muhammad itu adalah solat malam, ada di beberapa tempat yang sangat mengikuti ini maka sebelum melaksanakan terawih itu tidur terlebih dahulu. Tapi para sabahat berijtihad untuk melakukan solat setelah solat isya dengan ketentuan tertentu.
Lailatul Qadar
Ibadah personal mencari hari yang ditentukan itu. Tetapi dalam kenyataan proses menggapai Lailatul Qadar itu menjadi Safari Masjid, sehingga menambah semarak karena dilakukan ramai-ramai bersama keluarga.
Persiapan Id.
Semarak karena persiapannya seperti baju baru dan hal-hal yang khusus didalamnya.
Akhirnya Ramadhan yang sifatnya personal tentang bagaiman kita membangkitkan semangat dalam diri kita sendiri, menjadi sifatnya lebih eksternal artinya kita membuat semaraknya bersama-sama, mulai dari sahur sampai berbuka, lailatur qadar, dan persiapan Id.  Sehingga arti Ramadhan menjadi kebersamaan.
Kemudian ada penyebab yang menjadikan Ramadhan ke arti yang negatif yaitu
1. Ramadhan diartikan sebagai ibadah dengan sifat kolektif, misal disahur kalau tidak sahur on the road menjadi tidak ramai, terawih kalau tidak bersama-sama jadi tidak ramai, lailatul Qadar kalau kita tidak janjian di Masjid tertentu jadi tidak ramai atau Id kalau tidak punya baju baru dan kue jadinya tidak seru.
2. Ramadhan  yang awalnya membuat kita menjadi lebih peka dan peduli pada orang lain malah membuat kita lebih konsumtif, pada ramadhan ini harusnya menjadikan kita lebih hemat namun malah sebaliknya karena apa-apa itu harus baru, baju baru dan lainnya.
3. Dalam kehidupan sosialnya bersifat normatif, contoh ada orang tertentu yang membuat orang tidak mampu datang ke rumahnya untuk pembagian zakat atau sedekah.
Kondisi-kondisi inilah yang tanpa sadar dengan adanya Covid-19 menjadi hilang. Sebagai contoh sahur dan berbuka karena ada peraturan yang ditetapkan pemerintah kita hanya bersama keluarga mengingatkan antar keluarga saja. Ruang lingkup hanya pada keluarga terdekat saja. Kebersamaan makin terlihat.
Kemudian terkait terawih, jika orientasi internal maka sendirian pun akan tetap dijalankan kalaupun tidak bisa sendirian maka lakukan bersama keluarga dirumah.
Lailatul Qadar, pada saat ini kita tidak bisa ke Masjid, harusnya kita bisa menjadikan rumah sebagai masjid.
Kehidupan sosial juga berubah, dengan adanya pandemi ini kita bisa tahu saudara-saudara kita yang tidak punya dan saling membantu. Dengan Covid yang ada pada bulan Ramadhan ini menjadikan kita lebih bisa mengendalikan diri.
Zakat Fitrah, diakhir Ramadhan kita akan menjalankan zakat dan konsep dari zakat fitrah ini adalah kita menuju kemenanhan tapi jangan sendirian, kita menang bersama semua orang, dengan perasaan yang sama.  Kewajiban zakat fitrah itu pada akhir ramadhan sampai khotib naik mimbar, dengan inisiatif agar pembagian zakat fitral merata maka diawal ramadhan pun diperbolehkan. zakat fitrah dalam bentuk kebutuhan pokok itu agar semua orang merasakan yang sama tidak ada yang kelaparan.
Spirit Ramadhan adalah bagaima kita mampu meningkatkan kesadaran diri spiritualitas diri secara personal untuk kemudian menjalar kepada kepedulian sosial.

Pertanyaan 1 Ka Jauza
Pertanyaan : bagaimana hukummya bayar zakat fitral secara online?
Jawaban : boleh saja, karena itu terkait teknisnya aja yang beda intinya zakat itu sampai kepada amil dan bisa didistribusikan ke orang yang membutuhkan. Konteksnya ini sama halnya dengan belanja online.

Pertanyaan 2
Muhammad Zaki
Pertanyaan : Situasi saat ini dengan adanya covid berdapak pada seluruh aspek kehidupan, salah satunya dalam bidang ekonomi dimana kegiatan ekonomi banyak yang terhambat sampai pada pekerja yang dirumahkan sementara, apakah boleh menghilangkan kewajiban bayar zakat untuk pekerja yang dirumahkan itu yang hanya memiliki gaji 30% dan merasa bahwa dia juga lagi susah sehingga menjadi landasan untuk tidak bayar zakat?
Jawaban : Zakat fitrah adalah kewajiban bagi semua orang yang masih hidup di akhir Ramadhan, kemudian batasannya yaitu setelah dia membayar zakat, dia masih punya makanan untuk dimakan dirinya sendiri, sehingga dapat dilihat bahwa pada si pekerja ini apakah setelah dia bayar zakat masih ada sisa untuk dirinya dan tanggungannya untuk makan maka tetap wajib dalam membayar zakat fitrah, begitupun sebaliknya.

Pertanyaan 3
Terkait pembayaran zakat dalam bentuk beras, jadi ada kasus dimana saat pembayaran zakat beras itu sebagian berasnya ditaruh dibaskom, apakah boleh seperti itu?
Jawaban : Disinilah gunannya bertanya, bisa tanya langsung kepada yang melakukan itu bahwa untuk apa beras yang diambil dan ditaruh di baskom tersebut.
Pandangan saya itu berkaitan dengan amil zakat mendapat bagian dari zakat itu namun batasnya adalah 1/8 saja, maka penting sekali untuk bertanya langsung pada yang melakukan hal tersebut agar mendapat jawaban yang lebih pasti.

Peserta yang telah mengikuti Kajian Online Ramadhan ini juga mendapatan Sertifikat
Berikut adalah link untuk mendownload Sertifikatnya:
(Mohon tidak menyebarluaskan sertifikat ini)
(Klik Gambar Untuk Unduh)

Info lebih lanjut kunjungi :
Instagram: @bemp_pai
YouTube: BEMP PAI
Blogspot: bempiaiunj1@gmail.com
Email: bempiaiunj1@gmail.com
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
© Kominfo Kalam Asa
© BEMP Pendidikan Agama Islam 2020


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan pandang

Resume Buku "Robohnya Dakwah di Tangan Da’i"

Nikmatnya Menghafal