SERUAN ADVOKASI EDISI JUNI
Haruskah
Berbuat Baik?
Mahasiswa dikenal sebagai agent of change yang dipercaya bisa
merubah kehidupan rakyat menjadi lebih baik. setiap kali mendengar kata
mahasiswa kata pertama yang terbesit dalam pikiranku adalah tentang
kemandirian. Yaa, mahasiswa adalah sosok yang seharusnya mandiri dan
bisa menyelesaikan masalahnya sendiri karena ia sudah paham betul mana yang
benar dan mana yang salah. Namun, terkadang seorang mahasiswa tidak sadar akan
amanah besar yang sedang ia emban. Yakni, Amanah penderitaan rakyat yang
menjerit meminta disejahterakan kehidupannya.
Melihat kenyataan yang ada, mahasiswa sekarang terlalu sibuk memikirkan
dirinya sendiri, apalagi di kota metropolitan ini yang khas dengan slogannya
“Lu, Lu. Gua, Gua!” dibalik kearoganan dirinya, ternyata mereka masih
membutuhkan seseorang yang bisa membantu dirinya dalam menyusuri kehidupan
kampusnya. Mereka lah yang dikenal dengan sebutan advokat kampus,
yang dari akar katanya berarti ‘membela’. membela mahasiswa di kampus. Hmm,
lucu memang. Agent of change hanya bisa menunggu informasi dari orang
lain, agent of change tidak bisa bergerak sendiri menentukan apa yang
harus ia lakukan saat masalah menghampiri dirinya. Begini kah yang dinamakan Mahasiswa?
Dan pertanyaan dari seorang mahasiswa baru membuatku semakin mencari lagi
apa makna mahasiswa sebenarnya. Ia bertanya: “kak, kenapa mau cape-cape
ngurusin kita? Padahal kita belum pernah kenal sebelumnya, bahkan bertemu saja
belum.” Pertanyaan yang dulu selalu menghantui pikiranku, dengan santainya diriku
menjawab “karena, dulu aku pernah merasakan kebingungan yang luar biasa ketika
memasuki ranah kampus. Dan aku pun tidak ingin melihat orang lain turut
merasakan apa yang pernah aku rasakan dulu. Dan hanya inilah yang bisa aku
lakukan. Lagi pun kita tidak pernah tau amalan mana yang Allah terima, maka aku
ingin berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya agar salah satu amalan yang aku
lakukan dapat diterima oleh Allah”
Hal ini menunjukkan bahwa, setiap keresahan yang mereka rasakan, masih
memerlukan bantuan dari orang lain yang mau membantu mereka. Tapi, aku
masih mewajarinya karena mereka masih tergolong mahasiswa baru yang notabene
sifat-sifat kekanak-kanakannya masih melekat dalam dirinya. Lantas,
bagaimana dengan mahasiswa yang sudah menapaki jejak kampus? Dimanakah dirimu?
Masih melekatkah sifat-sifat kekanak-kanakan engkau sehingga masih menunggu dan
terus menunggu?
Tiba-tiba saya teringat dengan ucapan seorang kaka, ia berkata “Jika
mahasiswa sudah bisa mengurusi dirinya sendiri, maka kehadiran seorang advokat
kampus tidak lagi dibutuhkan. Tetapi kenyataan yang terjadi mereka tidak bisa
mengurusi dirinya sendiri. Maka dari itu, inilah alasan kenapa kita harus
bergerak, bergerak, dan terus bergerak!”
Mendengar ucapannya itu hatiku berdesir. Ternyata ini jawaban
dari kegelisahanku selama ini. terlebih Rasulullah melarang umatnya untuk
bersikap masa bodoh melihat kemungkaran yang terjadi. Mungkin kita sering
mendengar perkataan seperti ini “menjadi orang baik adalah sebuah pilihan” aku
setuju dengan pendapat itu ketika aku masih menjadi seorang mahasiswa baru. Dan
seiring dengan berjalannya waktu kata-kata tersebut sudah tidak relevan lagi
sekarang. Bagiku menjadi orang baik adalah sebuah keharusan, bukan pilihan. Dan
sejatinya banyak orang baik di dunia ini, namun sedikit yang mau bergerak.
Entah apa yang membuat otakku berubah demikian, yang aku tau hanyalah aku
dibesarkan dari rahim advokasi dan kurang lebih didikan ia melekat dalam
sanubariku.
Tapi tenanglah, diri ini tidak memaksa dirimu bergerak
hanya dalam ranah advokasi saja, advokasi adalah salah satu contoh dari begitu
banyaknya cara untuk memikirkan umat ini, karena aku paham betul setiap orang
mempunyai jalannya sendiri dalam memikirkan umat ini. menjadi seorang akademisi
misalnya, atau menjadi penghafal Al-Qur’an mungkin, atau mungkin menjadi
seorang pengajar dan masih banyak lagi jalan yang bisa ditempuh. Tetapi
alangkah lebih baiknya jika kamu bisa menjadi seorang advokat, akademisi,
penghafal Qur’an dan pengajar, hehe meskipun saya akui itu sulit untuk
dilakukan.
Satu hal yang harus kita ingat adalah bagaimana kita
berusaha untuk menebarkan manfaat kepada orang-orang disekitar kita. Karena
sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Hey bangun,
kampus kita sedang tidak baik-baik sajaa saat ini, dan dunia pun sedang tidak
baik-baik saja saat ini! coba buka matamu, maka kamu akan tau apa yang sedang
terjadi disekelilingmu. Berbuat baik itu mudah, lantas untuk apa mencari jalan
yang susah?
~Salam advokasi!~
Komentar
Posting Komentar