Rasanya..
Baru kemarin, kita mengelu-elukan seratus hari menuju kedatangan bulan Ramadhan. Menyematkan selalu doa 'Allahumma Baarikhlanaa fii Rajaba wa Sya'baana wa Ballighnaa Ramadhaan'. Berharap disampaikan usia untuk bertemu dengannya yang memiliki keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh bulan yang lainnya.

Rasanya..
Baru kemarin, kita bersemangat menyambut bulan Ramadhan. Berharap mendapat maghfirahnya Allah subhanahu wa ta'ala dengan selalu membaca 'Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa, Fa'fu Anna'.

Rasanya..
Baru kemarin, kita memperbanyak tilawah dan sering membaca surat al-Qadr. Berharap diri yang hina bertemu dengan malam mulia, malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Rasanya..
Benar-benar baru kemarin, kita merindukannya (Ramadhan). Dan kini dia (Ramadhan) akan beranjak pergi lagi tanpa pasti kembali menemui.

Rasanya..
Suara takbir yang mulai menggema memberi rasa haru menuju kemenangan. Sekaligus rasa sedih yang mendalam berpisah dengan Ramadhan.


By: Ko Teng

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan pandang

Resume Buku "Robohnya Dakwah di Tangan Da’i"

Nikmatnya Menghafal