Paradigma Islam di Kalangan Remaja Era Globalisasi


Paradigma Islam di Kalangan Remaja Era Globalisasi
Karya : Arif Mah

Pertama-tama mengapa penulis mengambil tema ini, dikarenakan penulis sendiri hadir dalam lingkungan dengan berkembangnya pemikiran tentang keislaman yang berbeda pada masing-masing remaja.
Di era globalisasi ini, banyak sekali berkembang pemikiran-pemikiran baru yang ditandai dengan manusia yang semakin berpikir keras untuk membuat inovasi yang nantinya akan berguna dan mempermudah kehidupan manusia ke depannya. Para ilmuwan di dunia berlomba-lomba untuk menciptakan berbagai macam teori yang bertujuan memecahkan suatu masalah yang bisa menjadi sebuah solusi atau malah memicu kontra dan argumen pada setiap orang yang menjunjung suatu teori. Hal ini tidaklah dapat terpisahkan oleh kalangan remaja pada era globalisasi ketika informasi yang berkembang begitu pesat dan sangat mudah diakses melalui berbagai macam media yang akhirnya banyak pemikiran yang merasuk ke setiap lini ruang lingkup remaja, khususnya remaja muslim.
Islam sendiri dari sisi historis hadir sejak Rasulullah diangkat menjadi Nabi, Allah memerintahkan Rasul untuk menyiarkan ajaran Islam ke seluruh dunia demi kemaslahatan manusia di muka bumi, melalui media Alquran dan Hadis yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Jarak yang sangat jauh dari generasi Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Tabi'in, Tabi'ut tabi'in, dan diteruskan oleh para ulama dan Imam-imam besar, hal inilah yang membuat berbagai macam pemikiran Islam pada setiap remaja berbeda. Pada masa remaja sendiri, seseorang mempunyai rasa ingin bersaing dan unggul dari teman sebayanya untuk menunjukkan jati diri agar menarik bagi lingkungannya. Ini pun sudah menjadi suatu hal dalam ilmu psikologi yang telah dirumuskan menjadi sebuah pembelajaran bagi akademisi.
Lalu, bagaimanakah paradigma Islam di kalangan remaja pada saat ini? Islam telah turun dengan sempurna tanpa kekurangan sedikit pun yang menjadikan Alquran dan Hadis sebagai pedoman dalam hidup insan di muka bumi. Manusia dituntut untuk mempelajari nilai-nilai agama tersebut demi terciptanya suatu tatanan kehidupan dalam bermasyarakat dan beribadah. Dalam lingkup remaja kebanyakan mereka fanatik terhadap suatu ajaran yang menurut dia benar dan sesuai dengan pemikirannya, hal inilah yang menyebabkan paradigma Islam berkembang secara berbeda pada lingkungan remaja dan ajaran agama hanya sebatas internalisasi saja pada setiap individu. Sifat remaja yang tak mau kalah dengan yang lain membuat hal ini kadang menjadi konflik yang tak berujung, sebab remaja menjunjung tinggi pemikiran mereka yang jika nantinya pemikiran tersebut diterima akan timbul rasa puas dan menang.
Dalam paragraf ini, penulis hanya bisa memberikan suatu opini yang nantinya dapat dikaji oleh pembaca untuk mendapatkan pemecahan masalah ini, agar ditemukan suatu solusi yang nantinya dapat meredam konflik psikis di lingkungan remaja. Setiap individu mempunyai keunikan masing-masing yang telah ada sejak mereka lahir, keunikan tersebutlah yang terus berkembang berkat peran lingkungan sosial dan keluarga. Pendidikan yang didapatkan pada setiap individu inilah yang membuat setiap pemikiran manusia berbeda-beda satu sama lain. Tetapi Islam hadir menjadi pendamping sekaligus pengawas pemikiran disetiap individu. Kadar keimananlah yang membuat pemikiran tersebut "lunak" oleh ajaran-ajaran agama yang telah diterima individu tersebut, sehingga nantinya tercipta suatu keterikatan manusia dengan Allah yang akhirnya membuat pemikiran tersebut dapat dikendalikan berasaskan Alquran dan Hadis (Sunnah).
Setiap pemikiran mempunyai baik dan buruknya bagi setiap individu di sekitarnya, menghargai tanpa menghilangkan identitas adalah kerendahan hati yang timbul dari alam bawah sadar sebagai makhluk sosial. Penulis dalam hal ini jauh dari kata baik dalam hal menulis, jika ada suatu hal yang tidak relevan dengan realita yang ada, pembaca dapat mengutip untuk memperbaiki hal yang salah. Sekian, Wallahu A’lam Bish Shawabi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan pandang

Resume Buku "Robohnya Dakwah di Tangan Da’i"

Nikmatnya Menghafal