Nikmatnya Menghafal
Nikmatnya Menghafal
Oleh: Karunia
“Kenapa nilai IP paling tinggi 4? Karena yang 96-nya lagi
ada di luar kelas. Maka dari itu, kuy berorganisasi”
Itulah pernyataan yang kerap kali dikatakan oleh seorang
aktivis organisasi untuk memotivasi teman-temannya agar mengikuti organisasi
tersebut. Bagi saya pribadi apa yang mereka lakukan itu menjadi hal yang sangat
wajar, mengingat apa yang telah mereka rasakan dari manisnya berorganisasi.
Mungkin mereka ingin orang lain juga merasakan manfaat
yang sangat luar biasa dari berorganisasi ini. Begitupun dengan bocah ingusan
ini, dulu saya juga sering berkoar kepada teman-teman agar mereka juga
mengikuti organisasi yang saya ikuti. Karena saya tidak mau merasakannya
sendiri, kamu pun juga harus merasakan manisnya berorganisasi.
Apalagi jika organisasi tersebut dijadikan sebagai ladang
untuk menyiarkan Agama Islam ini, itu lebih baik. tetapi tiba-tiba pemikiranku
ini terpatahkan saat mendengar ucapan dari salah satu Ustadz saya, Beliau
berkata, “Buat apa kalian berorganisasi jika itu membuatmu jauh dari Alquran?
Saya lebih suka kamu itu biasa-biasa aja, kuliah ya kuliah terus pulang tetapi
kalian bisa dekat dengan Alquran, apalagi sampai menghafalkannya. Apa yang kamu
cari? Hah? Jadi Ketua? Sekretaris? Tak tergiurkah kamu menjadi seorang
penghafal Quran? Yang kelak nanti bisa memberikan mahkota kemuliaan untuk kedua
orang tua.”
Saya jadi teringat dulu, ketika saya punya target untuk
menghafal Alquran tetapi itu tidak terealisasikan dengan baik. Banyak faktor
yang menjadi sebab target itu tidak tercapai, salah satu faktor terbesarnya
adalah karena saya tidak mempunyai teman yang satu visi dan misi dengan saya.
Ya, saya bisa memakluminya mengingat saya bersekolah di salah satu SMK yang
‘katanya’ terkenal itu. Tak jarang kita pulang sampai rumah saat maghrib bahkan
isya’ belum lagi ada organisasi ini dan itu, jadi waktu untuk menghafal seakan
tidak ada. Entahlah, mungkin bukan tidak sempat tapi saya yang tidak
menyempatkan.
Beliau juga bercerita bahwa ada seorang O.B. yang hafal 30
juz al-Qur’an, lantas bagaimana dengan kamu yang nanti akan bergelar S1. Sudah
hafal berapa juz kamu? Apakah kamu nggak malu dengan gelar S1 yang kamu
dapatkan? Seorang S1 bahkan tidak bisa membaca Alquran. Hmm, menjadi sesuatu
yang memalukan jika hal itu terjadi. Maka, coba hafal, hafal, dan hafal! Kalau
kamu sudah hafal dan lupa, ngga papa. Itu artinya Alquran tidak mau berpisah
denganmu.
Satu hal yang membuat hati ini miris adalah ketika beliau
bertanya, berapa kali kalian membuka hp? Saya pastikan dan berani jamin
kebanyakan dari kalian membuka gadget setiap saat. Kapan pun dan di mana pun,
sedangkan untuk Alquran? Bisa saja satu hari kalian tidak membaca, bahkan
membuka saja tidak. Berat memang, tapi itu lebih baik. Makanya terkadang
paksaan itu diperlukan, agar kalian terbiasa dan akhirnya menjadi suatu
kebiasaan. Jika kamu ingin menghafal Alquran carilah teman yang satu visi dan
misi, karena jika kamu sendiri, Berat. Kau tak akan kuat~
Godaan syaitan itu bisa melemahkan tekad dan niat baik,
mereka datang dari segala penjuru yang selalu siap sedia mendobrak dinding yang
sedang kau bangun. Makanya diperlukannya teman saat proses menghafal Alquran,
karena dialah yang akan mengingatkanmu jika sewaktu-waktu engkau dalam keadaan
futur. Jika ada teman yang seperti itu pertahankan, jangan lepaskan dia!
Untuk itu, menjadi mahasiswa yang Kuliah Pulang Kuliah
Pulang atau sering kita sebut dengan KUPU KUPU tetapi menghafal itu lebih baik
daripada seorang aktivis yang tidak menghafal Alquran. Tetapi, akan lebih baik
lagi jika seorang aktivis penghafal Quran. Memang tidak mudah, tetapi coba
nikmati prosesnya, rasakan waktu terbaikmu dengan Alquran. Kamu akan merasakan
ketenangan yang sangat luar biasa. Jika ada ayat yang lupa, ngga papa itu
artinya Alquran tidak mau jauh darimu. Yuk, semangat menghafal Alquran. Satu
hal yang perlu diingat bahwa “Menghafal Alquran itu bukan ketika akhlak kita
seperti Rasulullah. Bukan seperti itu Wahai Saudaraku, kita tak akan mampu.
Tetapi semoga dengan menghafal Quran ini pelan-pelan akhlak kita menjadi lebih
baik.”
Ya betul, nikmati prosesnya J. Saya juga masih belajar, yuk sama sama belajar. Jangan
biarkan bocah ingusan ini sendirian menapaki jalan berliku dan tajam, hehe.
Komentar
Posting Komentar