Valentine: Bukan Cinta Sebenarnya
Valentine:
Bukan Cinta Sebenarnya
Oleh : Khairun Niswah
Hai
agan-agan dan sista-sista. Zaman now siapa yang ga tahu hari Valentine ye, kan?
Hari dimana St. Valentine dihukum gantung karena katanya memperjuangkan cinta,
hari dimana nama cewek-cewek Romawi dimasukkin ke dalem kotak, terus
cowok-cowok bakal ambil namanya secara acak. Nanti yang namanya keambil, bakal
jadi pasangan si cowok selama setahun. Hari dimana 54,9% cewek
berbondong-bondong bongkar toko online buat cari cokelat atau hadiah buat
pacarnya . Hari dimana penjualan kondom meningkat sampai 25% karena
menyeimbangi 51% orang yang hendak melakukan seks pada hari valentine.
Iya.
Valentine yang itu.
Valentine
yang katanya hari kasih sayang dilatari sama tragedi kematian orang, dirayakan
dengan kegiatan yang menghinakan cewek Romawi. Valentain yang katanya romantis
buat para cewek ternyata bikin cewek-cewek itu sendiri jadi murah, karena
mau-maunya beliin hadiah valentine buat cowoknya dari jauh-jauh hari. Padahal
kebanyakan cowok itu sendiri baru beli hadiah H-3 adalah atau H-1 valentinenya.
Hari yang bikin tingkat perzinahan meningkat, bahaya buat para remaja yang
emosinya lagi menggebu-gebunya, penasaran sama seks bebas.
Kalian
yakin hari yang kayak begitu mau dirayain?
Agan-agan,
sista-sista sekalian. Mari Kita buka mata sedikit lebih lebar. Para muslim
muslimah seperti Kita mestinya udah paham betul kalo hari kasih sayang itu
engga ada. Hari mengungkapkan cinta itu ga pernah diajarkan oleh Rasulullah.
Momen beliin cokelat dan hadiah-hadiah tanggal 14 Februari juga ga pernah ada
ayatnya.
Valentine
itu tradisinya Kaum Romawi, Nashrani dan nonmuslim lainnya.
Biarin
aja Mereka mau beli cokelat bentuk babi buat valentine kayak di Jerman, buat
puisi cinta misterius kayak di Denmark, sampe-sampe buat bus cinta kayak di
Eropa. Biarin. Yang penting Kita kagak ikutan. Kagak usah ngikut.
Kan,
Kita bukan orang nonmuslim.
Lagian,
apa faedahnya coba, menunjukkan kasih sayang cuma sehari? Apa faedahnya
berlelah-lelah buat seorang 'pacar' yang belum tentu jadi suami/istri?
Menghambur-hamburkan uang sampe ratusan ribu demi bukti cinta? Buat apa?
Gini,
deh. Mending Kita pikirin.
Sudah
seberapa banyak cinta yang Kita buktikan pada Allah sebagai seorang
Muslim? Sudah apa saja yang Kita siapkan untuk bertemu Allah di akhirat?
Sudah berapa ratus ribu harta yang Kita sedekahkan di jalan Allah? Apakah
seperti perhatian Kita sama si doi? Apakah semahal kado-kado valentine yang
dibeli? Apakah seperti menyiapkan hadiah valentine dari jauh-jauh hari? Lebih
jauh lagi, apakah cinta itu mengalahkan cinta Kita pada Allah?
Agan-agan,
sista-sista.
Cinta
pada lawan jenis itu boleh. Cinta pada lawan jenis itu kodrat dari Allah. Tapi
cinta itu tak diungkapkan dengan sebuah perayaan yang bukan dari Islam. Bukan
valentine. Kalo ke lawan jenis, ya nikahin. Kalo ke Allah, ya Ibadah yang bener.
Jangan sampe cinta Kita ke si 'Dia' lebih dalam daripada cinta ke Allah!
Nauudzubillah,
jangan sampe, ya. Intinya, kalau mau membuktikan cinta, bukan valentine
caranya. Semoga bisa menjadi renungan! 😁
Komentar
Posting Komentar