Pohon Ajaib
Pohon Ajaib
Oleh : Yuly Ulan Dari
Literacy is the use of socially-, and
historically-, and culturally- situated practices of creating and interpreting
meaning through texts. It entails at least a tacit awareness of the
relationships between textual conventions and their context of use and,
ideally, the ability to reflect critically on those relationships. Because it
is purpose-sensitive, literacy is dynamic – not static – and variable across
and within discourse communities and cultures. It draws on a wide range of cognitive
abilities, on knowledge of written and spoken language, on knowledge of genres,
and on cultural knowledge.
- Kern (2000)
Literasi,
satu kata yang tak pernah lepas dari dunia pendidikan yang diartikan tak hanya
sebatas kemampuan membaca dan menulis. Literasi
memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki
kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu
membaca dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis
merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas. Cara
yang digunakan untuk memperoleh literasi adalah melalui Pendidikan.
Secara historis, Menurut Prof. Dr.
Tarwotjo M.Sc sebagaimana dikutip oleh Asul Wiyanto dalam pengantar bukunya
yang berjudul “Terampil Menulis Paragraf”, produk dari aktivitas Literasi
berupa tulisan, adalah sebuah warisan intelektual yang tidak akan kita temukan
di zaman prasejarah. Dengan kata lain, apabila tidak ada tulisan, sama saja
kita berada di zaman prasejarah. Tulisan merupakan bentuk rekaman sejarah yang
dapat diwariskan dari generasi ke generasi, bahkan hingga berabad-abad lamanya.
Sebagai seorang pelajar, memiliki pengetahuan tentang literasi sangatlah
penting karena dapat menunjang perkembangan bahasa, kemudian mengimplementasikannya
melalui sebuah mahakarya.
UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan
literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang
hayat. Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas
individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang “Multiple
Effect” atau dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat luas,
kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian
anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya
perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, adalah hambatan untuk kualitas hidup yang
lebih baik.
Seiring dengan perkembangannya,
Literasi memiliki berbagai macam jenis yang tidak hanya fokus dalam satu bidang
melainkan di berbagai bidang. Pertama, Literasi Informasi yang berkaitan dengan
kemampuan menemukan, mengenali, mengevaluasi, dan menggunakan sebuah informasi
secara efektif serta mampu mengomunikasikannya ke dalam berbagai format secara
jelas dan cerdas. Kedua, Literasi Teknologi yang berkaitan dengan kemampuan
individu dalam menggunakan instrumen teknologi untuk mengakses, mengelola,
mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat, dan mengomunikasikan informasi.
Ketiga, Literasi Statistik yang kaitannya dengan kemampuan berhitung. Melek
statistik diperlukan bagi warga negara agar dapat memahami materi yang
dipublikasikan oleh media, seperti koran, televisi, dan situs-situs internet.
Keempat, Literasi Visual yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan teks
tertulis menuju interpretasi produk desain visual seperti gambar atau video.
Kelima, Literasi Kritikal yaitu kemampuan untuk mendorong pembaca agar aktif
dalam menganalisis teks dan mengungkap pesan yang mendasari argumentasi teks.
Keenam, Literasi Data yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas analisis data.
Ketujuh, Literasi Digital yang berkaitan dengan kemampuan untuk memahami, mampu
berpikir kritis, melakukan evaluasi media digital, dan mampu merancang konten
komunikasi. Kedelapan, Literasi Finansial, yaitu kemampuan yang mencakup segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang
keuangan. Terakhir, Literasi Kesehatan, yaitu kemampuan untuk mendapatkan,
mengolah, dan memahami informasi mendasar tentang kesehatan dan layanan apapun
yang diperlukan dalam pembuatan keputusan kesehatan yang tepat.
Selain itu, Literasi juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kita, karena ia mampu menambah wawasan pengetahuan dan melatih kemampuan berpikir kritis seseorang terhadap suatu hal. Sangat tidak mungkin banyak orang yang memiliki gelar Sarjana bahkan Profesor Doktor namun tak pernah mencicipi sesuatu yang berbau Literasi, pastilah mereka menghabiskan waktunya dengan bergelut di dunia Literasi. Literasi ibarat sebuah pohon yang akarnya adalah pendidikan, batangnya adalah bahasa, rantingnya yang bercabang sebagai dimensinya, dedaunan adalah macamnya, dan buah adalah hasil mahakaryanya. Itulah dia, Literasi. Sebuah pohon ajaib yang mampu menghasilkan sebuah karya besar sebagai warisan intelektual dunia.
Together
with Literacy, The World is in your hand.
Komentar
Posting Komentar