Kupu-Kupu Dunia

Kupu-Kupu Dunia

Oleh : Nurkhalifah Tri Septiyani

Dari Abdullaah bin Amr, bahwa Rasulullaah SAW bersabda, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah." (HR. Muslim 1467).
Tidak salah memang jika wanita shalihah dinobatkan sebagai perhiasan terbaik. Wanita shalihah mempunyai kesejukan tersendiri yang berbeda dari embun pagi. Wanita shalihah memiliki lisan yang di dalamnya terdapat cerminan iman dan taqwa. Bahkan wanita shalihah adalah asal dari sebuah peradaban. Dari rahimnya akan terlahir cikal bakal manusia yang dapat membawa perubahan Islam menuju kejayaannya kembali.
Islam melantik urusan wanita dalam syari'at secara agung. Sebab terdapat keberuntungan dalam setiap orang yang memiliki wanita shalihah di sekitarnya. Contohnya saja Rasulullaah SAW yang memiliki Khadijah, bahkan Fir'aun sekalipun mendapat keberuntungan atas hadirnya Asiyah di sisinya. Kita dapat melihatnya sendiri dengan kacamata sejarah. Betapa lelaki hebat di muka bumi, seperti Sang Baginda, Nabi Isa as., dan Khalifah Ali bin Abi Tholib tak terlepas akan do'a-do'a yang terpatri dari wanita shalihah di sampingnya. Itu hanya sebagian contoh kecil yang terabadikan dalam lukisan kanvas sejarah, terbingkai utuh dalam buku-buku, serta termaktub dalam ingatan di sudut otak kita.
"Yang sempurna dari kaum lelaki sangatlah banyak, tetapi yang sempurna dari kaum wanita hanyalah Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad. Sedangkan keutamaan Aisyah atas seluruh wanita adalah seperti keutamaan tsarid (roti yang diremukkan dan direndam dalam kuah) atas segala makanan yang ada.” (HR Bukhari).
Kita para kaum Hawa dapat bercermin dari kelima tokoh wanita terbaik dunia yang tercantum dalam hadits tadi. Darinya kita dapat belajar menjadi wanita yang sesabar Asiyah, sesetia Khadijah, semurni Maryam, setulus Aisyah, serta setegar Fathimah. Pun dalam perihal jodoh. Teruntuk kaum Hawa banyak ulama yang berpesan dengan sebuah perumpamaan, bila ingin mendapat jodoh seperti Muhammad bin Abdullaah, maka jadilah Khadijah. Bila ingin mendapat jodoh seperti Ali bin Abi Tholib, maka jadilah Fathimah. Find your love with your iman. Hal ini seolah mengajari kita untuk berbuat demikian. Karena dengan iman kita tidak tersesat. Iman adalah petunjuk arah yang akan mengantarkan kita menuju tempat terbaik.
Setidaknya agar tujuan hidup menjadi seorang wanita shalihah seutuhnya dapat tercapai sedikit demi sedikit, meski perjalanan menuju tujuan terlalu banyak lubang dan bebatuan yang membuat kita harus lebih hati-hati dalam mengendalikan. Salah satu cara agar selamat sampai tujuan ialah dengan menjaga keseimbangan hablumminallaah hablumminannaas, agar dinamika harmoni dalam perjalanan menuju tempat terindah tetap terjaga keselarasannya.
Shalihah itu baik. Merasa shalihah? Itu yang celaka. Apalagi kalau sampai menuduh orang lain tidak shalihah hanya dari kata-kata dan tampilannya saja. Jelas, bukan itu yang dikatakan shalihah. Wanita shalihah itu bertanggung jawab sebagai hamba yang bertaqwa pada Tuhannya, isteri yang taat pada suaminya, anak yang berbakti pada orangtuanya, ibu yang penuh cinta pada buah hatinya, juga sebagai saudari yang bermanfaat bagi ummatnya. Mudah? Tentu saja tidak. Tapi Dia adalah ahlinya mengubah yang sulit menjadi mudah. Asalkan niat dalam hati dapat berkolaborasi dengan istiqomah usaha dan do'a-do'a.
Lalu bagaimana dengan wanita yang lemah, hina, juga kerdil yang tidak ada apa-apanya dibandingkan Maryam, Khadijah, serta wanita ahli surga lainnya? Kebanyakan dari kita tentu bertanya akan hal itu pada diri sendiri, termasuk penulis. Menunjuk diri yang bukan ahli surga, namun tak mampu menahan siksa neraka. Karena sejatinya kita jauh dari kata kuat, dari kata suci, dari kata sempurna, apalagi dari kata besar. Kita hanyalah figuran bumi yang tidak terkenal di kalangan penduduk langit.
Terkadang tanpa sadar sombong merajai hati. Tanpa sadar lisan salah berucap. Mengalirnya dosa-dosa yang kita buka sendiri dari apa yang sudah Allah tutup untuk kita, baik disengaja ataupun tidak. Kita hanya bersembunyi dari banyaknya dosa di balik topeng pakaian. Padahal amal yang dilakukan hanyalah seperti pasir di tepi pantai, buih di lautan, butiran debu di udara, atau bahkan seperti mikroba yang sangat jauh tandingannya dengan galaksi-galaksi angkasa sejagat raya. Lantas apa yang patut disombongkan atas diri yang teramat kerdil ini?
Namun banyak jalan untuk hijrah. Salah satunya dengan mengganti aktivitas yang membuahkan dosa jariyah menjadi amal jariyah. Tebar faedah. Karena sesungguhnya yang mampu menghapuskan segala dosa adalah Allah. Tugas kita kini adalah berpindah dari tempat yang buruk ke tempat yang baik. Luruskan niat dan jaga hati rapat-rapat. Sering berpuasa dari segala nafsu, bukan malah berpuas-puasan dengan kesenangan semu. Menjaga mata dengan kacamata surga, yaitu iman. Karena biasanya yang datang dari mata akan membuat kita cepat terlena, lalu sejurus kemudian menyebar pada akhirnya. Jadilah seperti mentari yang menghangatkan, namun sukar tuk ditatap. Seperti mawar yang cantik, namun tak mudah untuk dipetik. Seperti kupu-kupu yang indah dilihat, tapi sulit tuk didapat.
Toh ulat saja bisa berubah menjadi sutera dan kupu-kupu. Oleh sebab itu, teruntuk para akhwat semangat bermanfaat. Wanita shalihah itu dia yang berbalut dengan kesederhanaan, bukan yang berhura-hura dan berfoya-foya dengan kemewahan. Shalihah itu biasanya terlahir dari sebuah ketangguhan, sedang wanita tangguh itu bukan yang sering dimanjakan dengan semua yang instan. Wanita tangguh sejati adalah dia yang sering bermanja dengan perjuangan. Semangat bermetamorfosa. Jadilah kupu-kupu indah dunia tuk bekal di akhirat yang baka.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan pandang

Resume Buku "Robohnya Dakwah di Tangan Da’i"

Nikmatnya Menghafal