Cinta Berkarat

Cinta Berkarat

Oleh : Dianada Puspita


Yaa Ahmadu yaa Habiby
Yaa Tohaa yaa Tobiby
Yaa Miski  wa Tiby
Salamu ‘alaik ‘alan Nabiy

Ketika asmamu dikumandangkan
Getar jiwa tubuh dekil ini
Ku bertanya kepada yang rimbun gelap hatiku
Benarkah bagiku akan merindumu?

Gusti… Nista nian bibir jahat ini
Pada hadirin ku berkata, tiada cinta kecuali
hanyalah untuk sang kekasih pertama, Nabi-Mu
Padahal, banyak berpijak hati ini pada yang selain pertamaku
Hatiku tergadai pada harta dan dunia
Tapi berdo’a pun jua, rindu kan mengalirkan sanubari
pada samudera Muhammad

Engkau Sang Perhiasan para Nabi
Engkau yang diberi mahkota kemuliaan
Aku merindumu wahai Yaasiin
Salahkah itu?
Walau dengan cinta yang berkarat
Rindu sebasah embun pada daun

Rindu tangis darah orang hina dina nan busuk ini
tak ada seiris dzarroh dengan kecintaanmu pada kami
Pula… tulang dagingku bakal kayu bakar neraka nanti
Rambut pun akan mencambuk puannya sendiri
Mulut bangkai ini bahkan tak pantas
menyebut nama kekasihMu.. Allahurabby

Yang dosaku bagai bilangan pasir
Namun pun itu, tak tau diri pula hamba satu ini meminta;
kabarkanlah padaku Yaa Malaikatallah
Kapankah ia singgah di mataku?
Atau jauh tak pantas aku
sebab jeruji neraka membelenggu

Aku rindu Yaa Syafwatallah
Memuisikan dalam hati hingga pecah
air mata tak berkesudahan
Cinta kepadamu adalah agama dan keyakinanku
Salam ummat untukmu
Shollu ala sayyidina Muhammad


          Aku hamba yang kebanggaanku berkata rindu
          sebab kemiskinan iman dan besarnya ujubku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan pandang

Resume Buku "Robohnya Dakwah di Tangan Da’i"

Menuju 2019 : Napak Tilas Konstelasi Pemerintah Sebelumnya