ADA APA DENGAN VALENTINE?
ADA APA DENGAN VALENTINE?
Oleh : Irma Khairunisa
Dari
zaman ke zaman, kita selalu mendengar ucapan “Selamat hari Valentine” atau
“Happy Valentine’s Day”. Yang notabene mereka ucapkan untuk merayakan hari
kasih sayang yang jatuh setiap tanggal 14 Februari. Bagi masyarakat Indonesia
sendiri, hal ini sangat lumrah dirayakan apalagi di kalangan remaja. Bahkan
banyak tayangan-tayangan televisi yang sangat memviralkan Hari Valentine ini. Padahal
jika kita ingin berpikir logis, kasih sayang kepada setiap insan tak hanya
perlu di tanggal tertentu dan memberikan sesuatu untuk melambangkan bukti kasih
sayangnya. Lalu apa yang membuat mereka begitu terhanyut dengan ucapan dan
tradisi tersebut?. Salah satunya adalah minimnya pengetahuan sejarah dan mengikuti
tren yang lebih condong ke barat-baratan tanpa tahu cikal bakalnya. Mereka
begitu fasik dan tidak menyaring kembali apa yang telah mereka terima. Padahal,
Rasulullah. Saw sudah mengingatkan “Barang siapa yang mengikuti suatu kaum,
maka ia termasuk ke dalam bagian dari kaum tersebut”. (H.R Abu Dawud, Hasan).
Inginkah kita mengikuti suatu ajaran kaum yang sesat?
Mereka
fasik, iya fasik. Sebab tak mengerti sejarah namun mengagungkannya. Jika ingin
mengulik sejarah, hari Valentine bukanlah hari kasih sayang melainkan dihukum
matinya seorang pahlawan Kristen Santo Valentine. Dan kejadian ini bertepatan
dengan tanggal 14 Februari 270 M. santo
Valentine adalah seorang pendeta yang biasa memberkati pernikahan seseorang. Di
masa itu, suatu pemimpin kerajaan yang bernama Claudius sangat berambisi untuk
menyerukan seluruh pasukannya militernya bergabung dalam suatu peperangan. Namun, para militant
tidak sedia karena mereka enggan meninggalkan
keluarga dan kekasih hatinya. Dengan cara lain, Claudius akhirnya
melarang setiap pasukan militer untuk menikah dengan tujuan agar mereka tidak
memiliki alasan lagi untuk berperang. Namun, banyak dari militant tersebut yang
tidak menggubris dan akhirnya bernyali untuk menikah secara diam-diam. St.
Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta untuk menikahkan dua
insan tersebut. Hingga tiba, disuatu waktu St. valentine tertangkap basah
Claudius sedang memberkati seorang militant. Akhirnya dipenjara lah St.
Valentine dan dipenggal kepalanya hingga meninggal. Sejak saat itulah bangsa
Romawi memperingati kematian St. Valentine sebagai hari Valentine atau yang
biasa disebut hari kasih sayang.
Jika
kita dapat mengambil hikmahnya, perayaan valentine ini yang identik memberikan
bunga atau coklat kepada orang tersayang merupakan kebudayaan orang Yahudi dan
Nasrani dan bukan ajaran Islam. Selain
itu, hari kasih sayang yang membuat seluruh dunia menggaungkanya adalah hari
yang sia-sia. Karena apa? Mereka hanya menyatakan rasa kasih dan sayangnya
pada 1 hari tertentu selama setahun
sekali. Mengapa tidak setiap hari?. Bahkan Rasulullah pun mencontohkan dengan
menyayangi dan mengasihi umatnya setiap hari hingga akhir hayatnya hanya umatnya
lah yang disebut selama berkali kali. Oleh karena itu, lewat goresan tangan
ini, penulis ingin mengubah mainseit masyarakat khususnya Indonesia untuk
menelaah sejarah terlebih dahulu sebelum mengikutinya apalagi sampai
memviralkannya. “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati. Semua
itu akan dimintai pertanggung jawabkanyya”. ( Q.S Al-Isra : 36). Sekian yang dapat saya
sampaikan. kurang lebihnya mohon maaf, wabillahi taufik wal hidayah.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Komentar
Posting Komentar