Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Jangan pandang

Jangan pandang Sedikitpun Ia hanya sosok bayang Cintanya embun Sejuk memang, Namun hanya dikala pagi Belum tentu kutemuinya Dikala terik mentari Ah, sial. Aku benci jadi bodoh Aku benci jadi rindu Sendiri. Setiap hari. Menunggunya menyapa. Menunggu dan tak datang sapanya. Malu, parah. Rasa itu fatamorgana Terlalu ilusi. Terlalu khayal. Karena ku tahu Diriku cuma Tempat singgah Satu dari banyak. Yang pernah Ia kunjungi Entah kapan kembali Entah mungkin gugur atau berbunga Entah yang mana. 23 Mei 08.50 -P. F.

Ah. Hati sial.

Ah. Hati sial. Atau Kau yang sial? Atau Aku yang sial? Entah. Aku tak paham Soal bagaimana semesta membungkam Soal dunia merajam Tentang rasa di ujung senja Cerita usang di balik ruang kata Tenggelam. Gelap, rapat tertutup kenyataan. Gugur. Selesai. Sakit mungkin sampai terlalu parah Sampai tak terasa sakit. Biar. Biar cerita di ujung senja Diam dibalik coretan Tak dikenal Namun abadi. Ah, sial. -P. F.

Ramadhan ku Indah, Seindah Ramadhanmu, kah?

Ramadhanku Indah, Seindah Ramadhanmu, kah ? Oleh : Jauzaa Ronna Augustine Bulan suci Ramadhan kini telah kita rasakan bersama. Bulan yang selalu dinantikan oleh kaum muslimin di penjuru dunia, karena begitu banyak keberkahan yang Allah lipat gandakan di setiap detiknya. Bulan yang selalu dijadikan momen untuk saling mengasihi dan menyayangi. Bulan yang selalu menjadi alasan untuk berkumpul bersama keluarga tercinta. Ah, indah sekali   bukan? Namun, lamunanku tentang indahnya Ramadhan tiba-tiba terhenti. Terlintas sejenak, tentang Saudaraku yang saat ini tengah direbut kebahagiaannya. Saudaraku yang saat ini terancam keselamatannya, Saudaraku yang saat ini tengah didzalimi oleh kaum kafir karena mempertahankan tanah suci yang sangat berarti bagi seluruh kaum muslim di dunia . Apa kabarmu, Wahai Saudaraku? Ya, kalian , Wahai Saudaraku yang saat ini sedang berjuang di Palestina.   Palestina, negeri yang dahulu penuh dengan kedamaian. Umat Muslim, Kristen, dan...